Pura Sekar Tejakula: Simbol Harmoni Tiga Agama di Tanah Bali

Di tengah kekayaan budaya dan spiritual Bali, terdapat sebuah tempat suci yang memancarkan keunikan dan toleransi antarumat beragama, yaitu Pura Sekar di Tejakula. Pura ini bukan sekadar tempat persembahyangan Hindu biasa, melainkan sebuah cerminan harmoni yang langka, di mana tiga agama besar – Islam, Hindu, dan Buddha – bersatu dalam satu kompleks suci.
 
Keistimewaan utama Pura Sekar terletak pada keberadaan tiga palinggih (tempat suci) yang didedikasikan untuk tiga kepercayaan berbeda. Palinggih Islam dipercaya sebagai tempat bersemayamnya Ratu Gede Serabad, sosok yang dihormati dalam tradisi lokal. Sementara itu, palinggih Hindu menjadi singgasana bagi Ratu Ayu Jong Galuh, dan palinggih Buddha dipersembahkan untuk Ratu Bagus Mas Subandar. Kehadiran ketiga palinggih ini secara berdampingan menjadi bukti nyata akan toleransi dan akulturasi budaya yang telah lama terjalin di masyarakat Tejakula.
 
Kisah berdirinya Pura Sekar tak lepas dari legenda yang kaya akan nilai sejarah dan spiritual. Dahulu kala, di pantai dekat lokasi pura saat ini, terdapat sebuah pelabuhan besar yang ramai menjadi pusat perdagangan. Berbagai pedagang dan awak kapal dari latar belakang berbeda berinteraksi dengan masyarakat Tejakula.
 
Suatu hari, sebuah perahu yang mengangkut beras dan padi mengalami kebocoran. Para awak kapal, yang berasal dari agama yang berbeda-beda, memutuskan untuk melakukan yoga semadi di tempat tersebut. Secara misterius, mereka kemudian menghilang. Peristiwa inilah yang mendorong masyarakat setempat untuk mendirikan Pura Sekar di lokasi tersebut, menganggapnya sebagai tempat yang keramat dan penuh kekuatan spiritual.
 
Setelah insiden perahu tersebut, padi yang ada di dalamnya tersebar di sekitar area pura. Keajaiban terjadi, tanah di sekitar pura menjadi sangat subur dan ditumbuhi tanaman yang indah. Fenomena ini membuat masyarakat menyebut daerah tersebut sebagai "bunga gumi ring Tejakula," yang berarti "bunga bumi di Tejakula." Dari sinilah nama "Sekar" yang berarti bunga, melekat pada pura ini, melambangkan kesuburan, keindahan, dan keberkahan yang terpancar dari tempat suci ini.
 
Pura Sekar Tejakula berdiri sebagai monumen hidup yang mengingatkan kita akan indahnya keberagaman dan pentingnya toleransi. Ia adalah sebuah permata budaya dan spiritual yang patut dilestarikan, mengajarkan kita bahwa perbedaan dapat menjadi kekuatan yang menyatukan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pura Ratu Gede Sambangan Tejakula.

Tempat Melukat Di Kecamatan Tejakula.

Keunikan Tradisi Desa Tejakula.